Rabu, 02 Maret 2011

Demokrasi




Demokrasi, menurut Oxford Dictionaries adalah a system of government by the whole population or all the eligible members of a state , typically through elected representatives . Menurut kamus tersebut demokrasi sekan-akan hanya dipandang sebagai media pengantar politik. Para politisi dan penganjur dari barat selalu mengkaitkan demokrasi dengan kebebasan Hak Asasi Manusia. Kemunculan demokrasi ini mewarnai politik dunia abad 20, mulai dari perang dunia , perang dingin hingga reformasi Indonesia 1998.

Pemasukan paham modern termasuk demokrasi itu diwarnai dengan pertumpahan darah dikalangan Turki sendiri yaitu antara poros Kemal dengan poros kerajaan. Jelas demokrasi pun masuk ke wilayah Turki dengan pertumpahan darah. Mengapa terjadi pertumpahan darah? Karena disitu ada pemaksaan budaya. Seperti kita ketahui negara-negara Asia Barat telah lama menganut sistem monarki dan itu telah menjadi budaya, lihat betapa sistem monarki telah terbangun dinasti Umayyah di Damaskus, dinasti Abassiyah di Baghdad, Fatimiah di Mesir, Safavid di Persia, dan Ustmani di Turki.

Pemerintahan suatu wilayah, apakah itu demokrasi atau tidak, tidaklah terlalu masalah jika masyarakat itu memang sudah nyaman dengan suatu ideologi. Jikalau ada segelintir masyarakat yang mempermaslahkan itu maka itu hal yang wajar, namun tidak perlu mengganti idiologi tersebut dengan jalan revolusi berdarah karena demokrasi atau tidak demokrasi merupakan permasalahan budaya yang tak dapat dipaksakan.

Amerika selalu ingin menjadikan negara Afganistan menjadi negara demokrasi, namun apalah gunanya demokrasi jika dalam perjalanannya menimbulkan pertumpahan darah. Apa bedanya dengan komunisme yang oleh para pemikir Barat pun selalu dikaitkan dengan pertumpahan darah. Jadi masalah demokrasi ataupun tidak itu adalah permasalahan budaya. Budaya suatu masyarakat tidak dapat dipaksakan oleh budaya Eropa. Tidak mungkin semua wilayah dimuka bumi ini menjadi Eropa atau Amerika Serikat dengan demokrasinya.